Jumat, 03 April 2020

Virus Corona Sebabkan UMKM Lesu


Wabah virus corona yang bermula dari Wuhan, China, kini sudah menyebar. Berbagai negara dan wilayah telah melaporkan kasus yang juga dikenal sebagai Covid-19. Penyebaran pandemi corona tidak hanya mengakibatkan masalah kesehatan masyarakat, penyebaran ini juga membuat bisnis di seluruh negara menghitung biaya sehingga banyak negara menemui tantangan berat. Tidak terkecuali perekonomian Indonesia yang juga terkena dampak dari wabah ini, dan sangat berimbas pada Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).

Akibat dari covid-19 menyebabkan pendapatan UMKM menurun drastis. Banyak pekerja yang terpaksa di rumahkan sementara di beberapa sektor UMKM di karenakan menurun nya omset pendapatan, dan bahkan sampai terjadi pemutusan hubungan kerja (PHK) karena biaya yang di keluarkan tidak sepadan dengan pendapatan selama masa pandemi terjadi. Banyak UMKM yang terpaksa menutup bisnisnya sementara untuk menekan biaya pengeluaran.
Para pekerja warung, toko kecil, pedagang asongan, pedagang di pasar, hingga pekerja lain yang menggantungkan hidup dari pendapatan harian termasuk di pusat-pusat perbelanjaan dan pengendara ojek online penghasilannya menurun sangat drastis atau bahkan hilang sebagai imbas dari penerapan status tanggap darurat yang membatasi aktivitas warga.
Presiden telah mengimbau sekaligus meminta seluruh pihak melakukan "Social Distancing" yang meliputi menjaga jarak satu sama lain serta menghindari kerumunan dan meminta seluruh pihak bekerja dari rumah, belajar dari rumah dan beribadah di rumah sementara waktu.
Video by @humaspolrestabessurabaya
Pihak aparat keamanan juga bertindak tegas untuk melakukan operasi patroli guna mencegah penyebaran virus corona di tempat ramai yang berpotensi mengumpulkan manusia. Di Surabaya Polisi akan tindak tegas terhadap pemilik dan pembeli dan akan dibawa ke kantor polisi jika bandel, habis diobrak balik rame lagi.
Sesuai himbauan surat edaran Pemkot Surabaya, Seluruh pemilik Warkop, Warnet, Cafe di Surabaya jam buka akan dibatasi pagi hingga pukul 20.00 WIB. diatas jam tersebut harus sudah ditutup dan menghimbau pembeli untuk pulang ke rumah masing-masing.
Di tengah kesulitan ini, pemerintah mengatakan tengah menyiapkan kebijakan bantuan sosial untuk menyokong sektor informal dan pekerja harian, serta memberi stimulus bagi usaha kecil, mikro dan menengah. Semoga saja kebijakan ini tepat sasaran dan dapat bekerja efektif.
Ketika terjadi krisis pada 1997 hingga 1998 sektor ini masih mampu bertahan untuk menghadapi kondisi tersebut
Sangat berbeda dengan dampak dari pendemi sekarang ini membuat sektor UMKM terpukul paling keras karena tidak ada kegiatan masyarakat.

Tulisan ini dibuat menurut sudut pandang saya dan berdasarkan teori yang ada untuk melengkapi tugas mata kuliah pengantar bisnis
Atika Dian Safira - 01219032
Fakultas ekonomi Dan Bisnis
Manajemen Kelas A
Universitas Narotama
Dosen : Hj. I. G. A. Aju Nitya Dharmani,SST,SE,MM
#bangganarotama
#narotamajaya
#thinksmart
#generasiemas
#suksesituaku
#pebisnismudanarotama

Tidak ada komentar:

Posting Komentar